Previous Next
  • Selamat Datang di Website Resmi Kami

    Perusahaan Beras (PB) Padi Mulya, merupakan perusahaan swasta Sragen yang bergerak di bidang produksi beras. Padi Mulya memiliki lahan khusus untuk pertanian beras organik seluas 250 hektar dan juga menjalin kerjasama dengan 13 kelompok tani beranggotakan 500 petani yang memiliki keahlian di bidang pertanian beras organik.

  • Kualitas Beras Organik Padi Mulya

    Untuk menjaga kualitas beras organic produksinya, Padi Mulya melakukan pengawasan ketat mulai dari proses pengolahan lahan, penanaman benih, pemupukan sampai dengan pemanenan padi. Semua proses tersebut turut melibatkan tenaga ahli organic Padi Mulya.

  • Beras Organik Padi Mulya

    Beras Organik adalah beras yang tidak menggunakan pestisida kimia dan pupuk kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, Beras Organik adalah beras yang aman bagi kesehatan untuk di konsumsi oleh para konsumennya,’’

  • Pelanggan Padi Mulya

    Sampai Saat ini, Padi Mulya sudah memiliki 5000 pelanggan tetap yang sebagian besar adalah pedagang beras di seluruh pelosok nusantara.

GAMBAR PRODUK TERBARU

Posted by Beras Organik Padi Mulya | 14.19 Categories:








Sereal Bekatul Organik : Padi Mulya

Posted by Beras Organik Padi Mulya | 20.18 Categories:

Sereal Bekatul Organik adalah bekatul (kulit ari padi) yang diambil dan diolah dari tanaman padi dengan system pertanian organik (TANPA menggunakan pestisida kimia sama sekali). Bekatul organik ini diproduksi oleh PT. Padi Mulyo - Sragen, Pabrikan penghasil beras organik terbesar di Sragen dan satu-satunya pabrikan bekatul organik di Indonesia. Kandungan vitamin bekatul: B1, B6, B15, Inositol, Fitat, Asam Ferulat, Gama Orizanol, Fitosterol, Tokotrienol, Asam Amino, Asam Lemak tak Jenuh. 

Bermanfaat untuk kesehatan syaraf, meningkatkan stamina dan cocok untuk penderita: Obesitas(kegemukan), Hipertensi, Diabetes, Asma, Kolesterol, Jantung Koroner, dan mencegah timbulnya masalah Liver. Sereal Bekatul Organik dan seluruh produk dalam daftar ini, telah melalui uji laboratorium Sucofindo - Bogor dengan No.3268349 Depkes : 33/11-31/03

Tentang Beras Organik

Posted by Beras Organik Padi Mulya | 20.12 Categories:


Apa yang terlibat dalam penanaman padi organik?
1.    Harus mengikuti standar ketat untuk produksi dan pengolahan yang ditetapkan oleh badan sertifikasi.

2.    Harus membuat dan menyerahkan rencana tahunan yang memperlihatkan bahwa Anda akan memenuhi
       persyaratan produksi dan pengolahan dari badan sertifikasi.  
3.    Produk hanya dapat disertifikasi “organik” bila produk ditanam di lahan yang telah bebas dari zat-zat 
       terlarang (misalnya, pestisida dan pupuk kimia buatan) selama tiga tahun sebelum sertifikasi.
4.    Tantangan utama dari penanaman padi awalnya berkaitan dengan pengelolaan hara dan pengendalian
       gulma.

Mengapa padi organik?
Produk “organik” – terutama di pasar-pasar maju – biasanya menerima harga yang lebih tinggi. Produk organik juga sering dianggap sebagai memiliki manfaat kesehatan yang lebih besar.

      Contoh utama mencakupi :
       a.    Nitrogen biasanya disediakan melalui penanaman leguminosa penutup tanah.
       b.    Pupuk dari tulang merupakan sumber fosfor murah yang baik (dengan kadar sekitar 12%). Hal ini
              berfungsi dan berlangsung sampai 6 bulan. Sumber lain adalah dari Rock Phosphate, yang memiliki
              rasio cepat  33%. Dengan Rock Phosphate Anda hanya akan mendapatkan sekitar 10% pada
              tahun pertama  karena lamban fungsinya dan berlangsung selama 3-5 tahun.  
       c.    Jerami dan pupuk kandang merupakan sumber kalium yang baik. Kalium dapat berkadar tinggi
             dalam air irigasi. 
       d.   Gulma dapat dikurangi melalui pemerataan lahan yang baik, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan
             rotasi tanaman.
       e.    Sebagian besar serangga dan penyakit dapat dikendalikan melalui penggunaan varietas yang tepat.

5.    Anda akan harus membuat catatan terperinci mengenai metode dan bahan yang digunakan dalam 
       penanaman atau pengolahan produk organik untuk memperlihatkan bahwa standar telah dijaga dan 
       diperiksa.
6.    Anda biasanya akan membutuhkan pihak ketiga yang disetujui oleh badan sertifikasi nasional untuk
       mensertifikasi yang setiap tahun menginspeksi semua metode dan bahan.

Apa faktor-faktor lain yang harus saya pertimbangkan dalam memproduksi padi organik?
Produk yang diusulkan.
1.    Menentukan apakah input yang diperlukan cukup tersedia untuk membuat usaha tersebut bersifat
       ekonomis.
2.    Menentukan apakah dapat diproduksi produk yang mencukupi untuk terus memenuhi permintaan pasar
       secara tepat waktu dan dengan kualitas yang diminta.
3.    Menentukan kebutuhan fasilitas, persyaratan modal dan pembiayaan, biaya dan laba potensial.
4.    Menganalisis kebutuhan dan biaya infrastruktur dalam memastikan pengadaan produk yang continue 
       dan tepat waktu.
5.    Mekanisme sertifikasi diperlukan

SRAGEN KEMBANGKAN BERAS ORGANIK

Posted by Beras Organik Padi Mulya | 20.10 Categories:

Karti, seorang ibu rumah tangga di Sragen, mengeluh. Pasalnya, belum 24 jam setelah ditanak, nasinya sudah berubah kekuningan. Kondisinya juga berair seperti basi. Padahal ia sudah menyimpannya dalam wadah pemanas (magic jar) yang konon bisa lebih mengawetkan nasi. Baru setelah mencoba sampel beras organik, Karti tersenyum lega. Sebab, nasinya bisa bertahan segar 24 jam tanpa magic jar. Malah baunya lebih wangi. "Jika dalam magic jar, nasi beras organik bisa tahan sampai tiga hari," tutur Yamto, pemilik perusahaan beras organik Padi Mulya, Sragen, pekan lalu. 

 Salah satu kelebihan beras organik--yang dibudidayakan tanpa pupuk dan pestisida kimia--ini memang lebih tahan lama. "Karena tak punya residu atau sisa bahan kimia, beras organik tak mudah basi. Rasanya lebih gurih dan pulen (kenyal)," ucap Marno, mantan Direktur Perusahaan Daerah Pelopor Alam Lestari (PD PAL) Sragen, yang memproduksi beras organik merek Pelopor. Lantaran terbukti bebas residu kimia--berdasar uji laboratorium Sucofindo--kata Yamto, beras organik banyak dikonsumsi penderita autis yang rentan terhadap zat kimia. 

Karena itu, ia menambahkan, sejumlah yayasan autis dari Jakarta dan Surabaya menjadi pelanggan beras organiknya. Menurut Yamto, uji laboratorium menunjukkan, dihindarinya pupuk kimia telah mengurangi kadar gula beras menjadi hanya 0,2-0,4 persen. "Inilah yang membuat banyak penderita diabetes menjadi konsumen beras organik. Saya tahu ini justru dari pelanggan saya yang diabetes," katanya. Sebaliknya, beras nonorganik, yang diproduksi berdasar pola intensifikasi pertanian atau juga dikenal sebagai revolusi hijau--yang melibatkan pupuk dan pestisida kimia, dampaknya seperti dirasakan Ibu Karti tadi: nasi lembek dan lekas basi. 

Malah, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen, Endang Handayani, nasi dari beras jenis ini berpotensi tercemar residu pestisida kimia yang berbahaya bagi manusia. Di sisi lain, kata Endang, penggunaan pupuk sintetis yang berlangsung lama juga menyusutkan kegemburan dan kesuburan tanah. Akibatnya, ibarat pecandu narkoba, tanah pun butuh lebih banyak pupuk untuk mempertahankan tingkat produktivitasnya. Karena pupuk makin mahal, sedangkan harga gabah tetap rendah, kesejahteraan petani pun terus merosot. Menyadari situasi itu, Bupati Sragen Untung Wiyono mencanangkan gerakan bertani padi organik pada 2001. 

Inilah pola budi daya padi yang hanya memakai pupuk dan pestisida dari bahan organik atau alamiah, sehingga diyakini juga ramah lingkungan dan aman bagi manusia. Cara bertani ini biasanya juga disebut sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Maka beda dari daerah lain yang biasanya cuma melibatkan aktivis lembaga swadaya masyarakat, budi daya padi organik di Sragen didukung penuh pemerintah kabupaten. 

Menurut Marno, kini Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sragen, selain menerjunkan penyuluh pertanian lapangan (PPL) di 20 kecamatan, pihaknya juga meminjamkan dana Rp 1 miliar dari APBD untuk menambah modal PD PAL. PD PAL inilah yang bertugas menyangga harga gabah dan memasarkan padi organik para petani. Kepada Tempo, Bupati Sragen mengaku punya tiga alasan memilih padi organik sebagai kebijakan unggulan. Pertama, untuk melestarikan lingkungan hidup, karena padi organik hanya memakai pupuk dan pestisida organik. Kedua, alasan kesehatan: beras organik lebih sehat karena tak memakai pestisida kimia. 

Terakhir, alasan pasar. Segmen beras organik jelas, yaitu kalangan menengah ke atas. Harga jualnya pun di atas beras nonorganik. Beras organik menthik wangi, misalnya, di PD PAL dijual Rp 4.000 per kg dan di Padi Mulya Rp 5.000. Harga ini sudah terhitung murah. Sebab, harga beras organik impor dari Thailand Rp 19 ribu dan dari Jepang lebih gila lagi: Rp 70 ribu per kg. Harga gabah kering panen organik juga lebih tinggi Rp 100-200 per kg dibanding nonorganik. Di sisi lain, menurut Kepala Bidang Agrobisnis Dinas Pertanian Sragen, Erwin Sutimin, biaya produksi padi organik lebih irit. 

Sebab, petani bisa memanfaatkan kotoran hewan, jerami padi, dan bahan alami lain, untuk bahan pupuk organik. Pestisida organik pun cukup dibuat dari daun mimba (Azadirachta indica) yang direndam air 24 jam. Air rendaman ini untuk menyemprot hama. Dari situ, Untung lalu menghitung keuntungan bertani organik. "Dengan biaya Rp 2,2-2,4 juta per hektare, bisa dihasilkan Rp 10 juta per hektare dalam empat bulan (sekali masa panen)," ucapnya. Perhitungan tadi memakai asumsi tiap hektare sawah menghasilkan padi gabah kering panen 7 ton dengan harga Rp 1.450 per kg (jenis menthik). 

Lewat berbagai upaya, lahan padi organik di Sragen pun terus bertambah dari 232 hektare pada 2001 menjadi 1.973 hektare pada 2004. Jumlah kelompok tani dan petani organik juga melejit: dari 29 kelompok dengan 639 petani saat program dimulai (2001), menjadi 247 kelompok dengan 1.721 petani pada 2004. Alhasil, jumlah produksi padi organik pun ikut melonjak tajam. Jika pada 2001 dihasilkan 1.187 ton gabah kering giling, tiga tahun kemudian sudah hampir 11 ribu ton gabah kering giling. Dengan arah positif ini, tak aneh jika Bupati Untung Wiyono berani mematok target bahwa pada 2010 Sragen sudah harus menjadi sentra beras organik terbesar di Tanah Air.( jarot doso purwanto) Sumber:www.http://www.korantempo.com

About PB. Padi Mulya

Posted by Beras Organik Padi Mulya | 20.10 Categories:

H. Suyamto, Pemilik PB.Padi Mulya
Haji Suyamto, Pelopor Bisnis Padi Organik dari Sragen berbicara masalah padi organik di wilayah Surakarta tidak dapat dilepaskan dari sosok H. Suyamto, pengusaha beras organik dari Sragen. Dengan bendera perusahaan yang dinamainya “PB. Padi Mulya”, Pria yang lahir 10 Oktober 1950 ini merupakan salah satu pemasok beras organik nasional dengan volume pasokan kurang lebih 900 ton per tahun. Dunia perberasan memang bukanlah dunia yang baru bagi pria yang biasa dipanggil dengan sebutan Pak Yamto ini. Beliau lahir dan dibesarkan dalam keluarga pemasar beras di Delanggu. Walaupun dalam kapasitas membantu orang tuanya, pada saat duduk di bangku SMA kelas III beliau sudah memasarkan beras hingga ke Jakarta. Bisnis beras pernah ditinggalkannya sementara waktu selepas beliau menyelesaikan gelar sarjana muda karena fokus ke kuliah sambil menekuni binsis lain di bidang transportasi. Selesai menamatkan gelar Sarjana dari Fakultas Ekonomi UNS pada tahun 1983, beliau bergabung dengan PUSKUD Jawa Tengah sebagai karyawan dan ditempatkan di Karanganyar untuk mengurusi komoditi gula dan program TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi). Beliau dekat dengan  Bupati Sragen terdahulu yang biasa dipanggil Pak Untung. Dalam salah satu kesempatan, Pak Untung menunjukkan tiga jenis beras organik impor yang saat itu harganya sudah sangat mahal yaitu beras Taj Mahal (Rp75 ribu per kg), beras organik dari Jepang (Rp70 ribu per kg), dan beras organik dari Thailand (Rp30 ribu per kg). Stimulasi Pak Untung tersebut berhasil menggerakkan Pak Yamto untuk mencoba memulai bisnis beras organik.

Pak Yamto mengawali usaha beras organik dengan menjalin kemitraan dengan salah seorang tokoh petani organik Sragen waktu itu (Alm. Bp. Paimin). Lahan yang pertama kali beliau kembangkan untuk budidaya padi organik seluas 3 Ha. Usaha tersebut terus berkembang hingga luasan lahan petani organik mitra saat ini mencapai kurang lebih 200 Ha. Pak Yamto mengawali bisnis beras organik sebagai diversifikasi usaha dari bisnis beras non organik yang telah digelutinya bertahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikian, Pak Yamto mengakui bahwa tidak mudah merintis bisnis beras organik. Pada awal bisnis dimulai, beliau menanggung potensi kerugian yang sangat tinggi yaitu pada satu sisi beliau harus memberi kepastian pada petani bahwa pihaknya akan membeli padi yang mereka tanam dengan harga yang lebih mahal, sementara itu pada sisi yang lain beliau baru dalam tahap merintis pasar beras organik. Namun demikian pengalaman sebagai pedagang beras telah membantu Pak Yamto melewati masa kritis tersebut, baik itu dalam hal pengadaan modal awal, penguasaan jaringan pasar, maupun sharing risiko. Dalam menjalankan usaha bisnis beras organik, Pak Yamto menyadari betul arti penting perlunya menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas keorganikan dari beras yang dijualnya. Untuk itu Pak Yamto sangat selektif dalam memilih lahan dan membina petani mitra.

Usaha tersebut tidak sia-sia terbukti dengan lolosnya beras organik PB. Padi Mulya dalam uji kualifikasi di laboratorium di Belanda tahun 2007. Kualitas yang terjaga itu pulalah yang digunakan sebagai senjata oleh Pak Yamto dalam mempromosikan produknya. Walaupun tergolong pengusaha yang sudah berkembang, Pak Yamto bukanlah termasuk orang yang mudah berpuas diri terhadap keberhasilan yang telah diraihnya. Dengan segala potensinya sebagai pelaku usaha skala UMKM, Pak Yamto terus melakukan promosi, atau mungkin lebih tepatnya adalah kampanye, perlunya mengkonsumsi pangan organik khususnya beras. Hal tersebut beliau lakukan melalui komunikasi dengan wartawan yang meliput usahanya, maupun dengan mengikuti pameran-pameran dan penyusunan leaflet. Tidak jarang dalam melaksanakan promosi tersebut beliau mendapat bantuan dari Pemda tempat beliau berdomisili yaitu Pemerintah Kabupaten Sragen. Beliau berkeyakinan bahwa tahun 2010 Indonesia sudah “go organik” yaitu sudah terbangunnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya mengkonsumsi pangan yang dibudidayakan secara organik.

SEHAT DENGAN SEREAL BEKATUL ORGANIK

Posted by Beras Organik Padi Mulya | 20.07 Categories:
SRAGEN - BEKATUL atau kulit ari padi, kini tak lagi sekadar makanan ternak. Limbah tersebut ternyata bermanfaat untuk kesehatan, setelah diolah menjadi sereal yang layak dikonsumsi manusia.

Adalah H Suyamto, seorang pengusaha / produsen padi organik yang berinovasi mengolah bekatul dari padi organik menjadi sereal. Menurut H. Suyamto, kulit ari padi yang dulu hanya untuk pakan ayam itu sangat baik untuk mengobati kolesterol, diabetes, hipertensi, jantung koroner, gondok.

Terilhami dari membaca buku karangan Dr. Liem, tahun 2006 ia mencoba membuat sereal bekatul. Bulan pertama ia hanya memproduksi 500 pack, setiap packnya berbobot 150 gram. Awalnya ia memang ragu , namun setelah banyak konsumen yang membuktikan sendiri khasiat dari sereal bekatul ini ia semakin optimis produknya akan diminati oleh banyak konsumen.
Suyamto, yang kebetulan juga produsen padi organik ini tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan baku bekatul. Bekatul merupakan limbah produksi penggilingan padi organik miliknya.

Sereal ini jangan disamakan dengan bekatul biasa. Karena telah melewati proses produksi secara khusus.Namun dijamin bebas dari bahan-bahan kimia. Dalam pembuatan sereal bekatul ia mengaku tidak menambah zat-zat kimia apapun dalam campurannya. ”Murni dari bekatul organik yang dilembutkan, tanpa campuran bahan kimia apapun, jadi sangat aman bila dikonsumsi” kata Suyanto.

Saat ini, setiap bulannya ia mampu berproduksi 3000 sampai 4000 pack, yang setiap pack nya berbobot 150 gram. Harga per pack ia patok hanya Rp. 6.000,-. Namun harga di eceran bisa sampai dengan Rp. 10.000,-. Ia mengaku tidak mendapat kesulitan dalam memasarkan produknya. Awalnya ia memang menawarkan sendiri ke berbagai kota besar di Jawa Tengah, tapi sekarang ia tinggal menerima pesanan dari berbagai kota besar di Jawa antara lain Solo, Yogyakarta, Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Pemilik produsen beras organik PT Padi Mulya tersebut mengatakan, produknya telah melewati uji lab PT Sucofindo No.3268349 dan Uji Lab Dinas Kesehatan. Bahkan ijin dari Dinas Kesehatan Nomor 33/11-31-03 telah ia kantongi, jadi tidak ada keraguan untuk memasarkannya.

Tamu-tamu yang melewati kota Sragen ataupun yang berkunjung ke Sragen, banyak pula yang mampir untuk membeli produknya. Kebetulan tempat berproduksinya sangat strategis, terletak di pinggir jalan raya Solo Sragen.

Suyamto tidak menawarkan janji tetapi bukti. Ia menuturkan banyak kalangan pejabat di lingkungan Pemkab Sragen yang telah membuktikan khasiat makanan tersebut. Mereka yang pernah membuktikan antara lain Kepala Kantor Catatan Sipil Kab. Sragen Sarwadi SSos, dan Kepala Dinas Kehutanan dan PerkebunanKab. Sragen Ir Wakidi.

Ir Wakidi yang dihubungi secara terpisah menuturkan, sudah setahun ini ia secara rutin minum sereal bekatul tiap hari. ”Badan lebih segar, tidak mudah sakit dan buang air besar menjadi tambah lancar” tuturnya.

Tidak jauh beda dengan Ir. Wakidi, Sarwadi S.Sos juga menyatakan hal serupa. ”Dulu sebelum minum sereal bekatul saya sering pegel-pegel sehabis pulang kerja, namun sekarang setelah rutin minum sereal bekatul, sudah tidak pegel-pegel lagi, biasanya saya campur dengan temulawak” jelasnya. Ia juga mengaku ketahanan tubuh menjadi lebih kuat, tidak mudah sakit. ”Apalagi kalau puasa, tubuh akan lebih kuat dan tidak mudah loyo, bila sewaktu sahur minum sereal bekatul ini” tambahnya. Sarwadi, S.Sos sudah dua ini, setiap hari nimum sereal bekatul.

Untuk mengkonsumsinya, sereal bekatul tinggal dicampur dengan air hangat boleh ditambah gula atau jeruk nipis, atau boleh ditambah dengan temulawak. Maka akan menjadi minuman yang lezat dan berkhasiat. ”Tidak pahit, rasanya nikmat sekali, biasanya saya tambah dengan temulawak” tutur Sarwadi. (Hartono – Humas)
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube